Minggu, 03 Agustus 2008

Kedewasaan Diri

Sampai saat ini penulis belum menemukan standar baku kapan dan dalam usia berapa tahun seseorang dikatakan dewasa. Dan ternyata tidak ada ukuran tunggal untuk menentukan kedewasaan, karena kedewasaan bukan hanya menyangkut umur atau status tertentu, melainkan juga banyak bidang lain seperti perasaan, sikap, pandangan, orientasi, perilaku atau lainnya.
Namun secara umum kedewasaan dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya : (1) Dewasa secara fisik, dimana organ-organ reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada wanita. Selain sel-sel otot tubuh menandakan sekaligus membedakan pria dan wanita. (2)Dewasa secara psikologis, yang ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan.(3)Dewasa secara sosial ekonomi, ditampakan dalam kemampuan seseorang untuk mandiri, membiayai kebutuhan sendiri dan berbagai hal dengan kemampuan sendiri.
Kedewasaan juga dapat dilihat dari kemampuan, pertama, kemampuan mengenali dan menerim diri sendiri.Kedua, kemampuan menerima keberadaan orang lain.Ketiga, kemampuan mengarahkan hidup pada orang lain. Keempat, kemampuan berpikir dan bertindak mandiri, menyuruh dan melarang diri sendiri, tahu tugas dan tanggungjawab, serta mampu membedakan mna yang benara dan tidak benar.
Diantara ciri yang tidak/kurang dewasa adalah :
  1. Emosional.Anak-anak mengalami proses merasakan, bertindak, dan berpikir. Sedangkan orang dewasa berpikir, bertindak, dan akhirnya merasakan. Artinya, seseorang yang dewasa adalah pribadi yang tenang mempertimbangkan setiap keputusannya dan tidak terjebak dalam emosi, perasaan dan pengaruh lingkungan belaka. Kedewasaan menuntut pemahaman akan kebenaran itu tanpa emosi yang meledak-ledak tanpa terkontrol.
  2. Egois. setiap orang memiliki ego, namun orang yang tidak dewasa sering melampaui egonya sehingga menjadi egois. Ia pun tidak menyadari bahwa dirinya egois. Semakin egois, ia semakin jauh untuk melampaui kedewasaan. Kedewasaan memang menyadarkan akaneksistensi diri yang sesungguhnya, tapi bukan mementingkan diri sendiri dan menghempaskan eksistensi orang lain.
  3. Tidak konsisten. Dasar dari karakter seseorang yang dewasaadalah konsisten. Sebaliknya, bila seseorang masih bersikap tidak konsisten , mudah terpengaru oleh hal-hal baru yang merusak komitmen sebelumnya alias tidak setia dan mata keranjang, maka sulit baginya untuk mencaoai kedewasaan sekalipun usia memenuhi untuk dewasa. Konsistensi memang selayaknya dimiliki oleh orang yang sudah mencapai usia dewasa, namun banyak juga yang tidak memperhatikan konsistensi dirinya, baik terhadap dirinya maupun orang lain.
  4. tepat janji. Perkataan orang dewasa adalah ukuran dari karakternay. Bila perkataannya dapat dipegang dan di percaya, berarti kedewasaannya teruji. Namun bila perkataan yang keluar dari mulunya sekedar kata-kata tanpa makna yang mudah untuk diingkari, berarti ia belum dewasa. Semakin intens dalam menepati janji, semakin teruji kedewasaannya. Dan biasanya orang yang tidak dewasa mudah mengumbar janji padahal ia sendiri belum tahu apakah dirinya dapat menepati janaji itu.
  5. Tidak bertanggungjawab. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk memiliki tanggungjawab, baik terhadap dirinya maupun orang lain. Namun, kesadaran akan tanggungjawab hanya ada dalam pikiran orang dewasa. Orang tidak dewasa cenderung bingung dengan tanggungjawabnya dan sering mencari kambing hitam untuk melimpahkan tanggunjawab itu.
  6. Suka bersembunyi. Setiap orang tentu akan ditimpa berbagai masalah yang tak jarang masalah itu muncul dalam bentuk yang sangat sulit hingga mencapai tahap yang sangat kritis. Pada saat kritis terjadi, pada saat itulah kedewasaan diuji. Orang yang dewasa akan dengan berani menghadapi masalah itu. Namun orang yang tidak dewasa akan lari dan bersembunyi, seakan dengan begitu masalah akan selesai.
  7. Hanya berespon terhadap pemaksaan. Orang yang belum dewasa adalah orang yang hanya berespon apabila dipaksa atau ditekan. Keterpaksaan dan tekanan itu bisa dalam bentuk harapan untuk mendapati imbalan, subordinasi, kompensasi, atau rasa frustasi.

Tidak ada komentar: